
“Bonju Makaroni” dirintis
sejak November tahun 2013, bermula dari riset sederhana ,data statistik
perkapita konsumsi pangan, berlanjut dari resep koki professional dan melalui
tes pasar.
Alhamdulillah setelah
mendapatkan respon positif dari konsumen, Bonju Resmi launching tanggal 18
maret 2014 di Sleman Yogyakarta di Projo’s Warung pada acara sosial yang
diselenggarakan oleh komunitas sedekah “Jogja Ayo Berbagi”.
Bonju Makaroni memiliki
beberapa varian rasa :
1.
Pedas Manis, terdiri dari 4 tingkatan level 1 (spicy), level 2
(spicier), level 3 (speciest) dan yang paling pedas (super hot)
2.
Pedas Gurih, terdiri dari 4 tingkatan level 1 (spicy), level 2
(spicier), level 3 (speciest) dan yang paling pedas (super hot)
3.
Keju Original dan Keju Spicy (pedas setara level 1)
4.
Jagung Bakar Manus Madu dan Jagung Bakar Spicy
5.
Sapi Panggang
Bonju Makaroni memiliki
tekstur yang tidak keras dan renyah. Menggunakan bumbu berkualitas grade A,
telah terdaftar di dinas kesehatan dan bersertifikat HALLAL MUI.
“Bonju Makaroni” didirikan oleh seorang pemuda bernama Albert
Trihartono Siddiq Berlatar belakang sebagai lulusan mahasiswa Desain Grafis
Universitas Negeri Surabaya pemuda kelahiran Jombang Jawa Timur ini menggeluti
bisnis jasa di bidang Komunikasi Visual. Pada tahun 2010 bersama rekan-rekan
mahasiswa mendirikan studio desain bernama “Eleven Creative Factory” yang pada
akhirnya tutup di tahun pertama. Walaupun masih berstatus mahasiswa Albert
kembali mendirikan bisnis yang sama dan mengikuti pitching di perusahaan
Nasional Jawa Timur yang berujung gagal closing.
Tidak berputusasa Albert mendirikan bisnis Fotografi dan Desain
(Adventure Photogrpy) bersama rekannya. Walaupun cukup
menghasilkan namun bisnis tersebut bernasib sama dengan sebelumnya, tutup di tahun pertama. Setelah wisuda, Albert merantau ke Pulau Bali bergabung dengan perusahaan “Interior dan Exterior Promotion Design” milik pamannya. Sembari membantu pamannya, Albert bergabung dengan “Magic Wave Surf Magazine” dan mendirikan studio desain bernama “Sing Ken-Ken Creative”. Seiring berjalannya waktu, Albert mendapat tawaran untuk mendirikan Jasa Alternative Media Periklanan Pariwisata di Yogyakarta yang bernama Punakawan, hal itu menyebabkan Albert untuk memilih. Dengan berbagai pertimbangan pribadi Albert pindah ke Yogyakarta, disana Albert tinggal dan menumpang di rumah teman di daerah Condong Catur Sleman dengan seekor kucing bernama BONJU. Karena kurangnya riset psikografis yang tepat ,Punakawan pun tutup. Pada saat itulah muncul ide Albert untuk menggeluti bisnis makanan ringan, di sela-sela membangun bisnis makanan ringan ini, kucing bernama BONJU menemani pahit manisnya perjalanan. Alhamdulillah dipandu oleh mentor yang tepat, cara dan riset yang tepat membuat Bonju Makaroni hadir hingga saat ini.
menghasilkan namun bisnis tersebut bernasib sama dengan sebelumnya, tutup di tahun pertama. Setelah wisuda, Albert merantau ke Pulau Bali bergabung dengan perusahaan “Interior dan Exterior Promotion Design” milik pamannya. Sembari membantu pamannya, Albert bergabung dengan “Magic Wave Surf Magazine” dan mendirikan studio desain bernama “Sing Ken-Ken Creative”. Seiring berjalannya waktu, Albert mendapat tawaran untuk mendirikan Jasa Alternative Media Periklanan Pariwisata di Yogyakarta yang bernama Punakawan, hal itu menyebabkan Albert untuk memilih. Dengan berbagai pertimbangan pribadi Albert pindah ke Yogyakarta, disana Albert tinggal dan menumpang di rumah teman di daerah Condong Catur Sleman dengan seekor kucing bernama BONJU. Karena kurangnya riset psikografis yang tepat ,Punakawan pun tutup. Pada saat itulah muncul ide Albert untuk menggeluti bisnis makanan ringan, di sela-sela membangun bisnis makanan ringan ini, kucing bernama BONJU menemani pahit manisnya perjalanan. Alhamdulillah dipandu oleh mentor yang tepat, cara dan riset yang tepat membuat Bonju Makaroni hadir hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar